Saturday, December 27, 2008

Fitrah Kejiwaan manusia

By: Prof. Dr. AChmad Mubarok MA

Sebagai makhluk psikologis, manusia memiliki sifat bawaan universal. Dalam al Qur’an manusia disebut sebagai basyar dan sebagai insan. Basyar lebih menunjukkan sifat lahiriah serta persamaannya dengan manusia lain sebagai satu keseluruhan sehingga Nabi juga disebut sebagai basyar (Q/18:110) yang memiliki sifat basyariah seperti manusia yang lain. Sedangkan nama insan menunjuk manusia sebagai makhluk psikologis.
Kata insan dalam bahasa Arab mempunyai asal kata yang mengandung arti sifat-sifat psikologis. Pertama dari kata ‘uns yang berarti jinak, mesra, harmoni dan tampak, kedua dari kata nasiya yansa yang berarti lupa, dan ketiga dari kata nasa yanusu yang berarti berguncang. Jadi dalam kata insan terkandung makna bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kejinakan, kemesraan, suka lupa dan suka bergejolak. Fitrah manusia dibahas lebih menunjuk kepada keinsanan manusia dibanding kebasyariahannnya.

Dalam bahasa Arab, fithrah mempunyai arti belahan, muncul, kejadian dan penciptaan. Jika fitrah dihubungkan dengan manusia maka yang dimaksud dengan fitrah manusia adalah apa yang menjadi kejadian atau atau bawaannya sejak lahir, atau apa yang oleh bahasa Melayu disebut, keadaan semula jadi. Fitrah manusia bisa dicari rumusan karakteristiknya melalui penelitian empirik, tetapi bisa juga difahami dari teks al Qur’an.

Teks al Qur’an tentang fitrah manusia (dan tentang manusia secara umum) ibarat brosur tentang suatu benda yang dikeluarkan oleh pabriknya. Manusia adalah ciptaan Tuhan, sementara al Qur’an adalah firman Tuhan yang antara lain berbicara tentang karakteristik manusia yang diciptakan Nya.. Menggali konsep kejiwaan manusia dari teks-teks al Qur’an –apalagi bagi orang mukmin- merupakan keharusan, tetapi menyempurnakannya dengan penelitian empirik akan lebih membuktikan kebenaran wahyu al Qur’an itu.

Dalam al Qur’an kata fitrah dengan berbagai kata bentukannya disebut 28 kali, 14 kali disebut dalam konteks uraian tentang bumi atau langit, sisanya disebut dalam konteks pembicaraan tentang manusia, baik yang berhubungan dengan fitrah penciptaanya maupun fitrah keagamaan yang dimilikinya. Jadi fitrah manusia adalah potensi psikologis dan rohaniah yang sudah ada dalam desain awal penciptaanya, baik potensi yang mendorong kepada hal-hal yang positip maupun yang mendorong kepada hal-hal yang negatip.

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com/
Reposted by Agus Prast on http://www.filisthiner.blogspot.com/
mail to Agussaleg@gmail.com

Wassalam,
Agsu Prast

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

The iRreVersible : Don't let your voice echoes only in your backyard. "In matters of style, swim with the current; in matters of principles, stand like a rock."